Home » » Fakta Ilmiah Kehidupan Luar Angkasa

Fakta Ilmiah Kehidupan Luar Angkasa


Kehidupan di luar angkasa meski sampai saat ini masih belum jelas terbukti tetapi banyak para ahli meyakininya ada. Beberapa penelitian awal dan temuan awal membuktikan adanya kehidupan di luar planet bumi ini.
Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan sebagai kehidupan yang tidak berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan. Stephen Hawking dan Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi saja.
Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.
Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars; bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa,Enceladus dan Titan; dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni.
Kepercayaan bahwa benda terbang aneh (BETA) berasal dari kehidupan ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan. Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau hanya berupa hoax, namun beberapa penampakan tidak dapat dijelaskan.
Penelitian NASA
Sebuah nanosatelit berukuran tak lebih besar dari sebungkus roti tawar dan memiliki nama serupa dengan kue kering favorit anak-anak diluncurkan ke luar angkasa. Oleh NASA, satelit mini tersebut ditugasi untuk mempelajari bagaimana sumber kehidupan berlangsung di jagat raya. O/Oreos, nama satelit yang diluncurkan, merupakan singkatan dari Organism/Organic Exposure to Orbital Stresses. Satelit berbobot sebesar 5,4 kilogram merupakan nanosatelit pertama yang memiliki dua tugas eksperimen.
Eksperimen “Space Environment Survivability of Live Organisms” akan mempelajari pertumbuhan, kesehatan, dan adaptabilitas mikroorganisme yang hidup di lingkungan asing dan daratan kering. Setelah O/Oreos mencapai orbit, eksperimen akan memberi umpan dan menumbuh kembangkan sekelompok mikroba, dan mengukur respon mereka terhadap radiasi serta kondisi tanpa gravitasi.
Pada eksperimen, peneliti akan memantau apakah mikroba tersebut tetap makan dengan cara yang benar. Adapun nutrisi yang disediakan telah diberi warna, sehingga, jika mereka sehat, mereka akan berubah warnanya. Eksperimen kedua, bertajuk “Space Environment Viability of Organics” akan memantau apa yang terjadi terhadap empat kelas molekul organik setelah mereka terekspos terhadap kondisi luar angkasa. Eksperimen ini didesain untuk dapat bertahan selama 6 bulan, dan O/Oreos akan dapat mengirimkan data penelitiannya selama sekitar satu tahun. Dengan peluncuran di atas, NASA berharap satelit itu akan membuktikan bahwa melakukan eksperimen astrobiologi di luar angkasa dapat dilakukan tanpa perlu menggelar misi penelitian di stasiun luar angkasa. Untuk mengorbit, O/Oreos menumpang roket Air Force Minotaur IV dari Kodiak, Alaska. Ia mulai mengirimkan sinyal radio setelah mencapai orbit sekitar 640 kilometer dari permukaan Bumi. Setelah misinya selesai, O/Oreos juga akan menjadi satelit pertama yang menggunakan mekanisme tanpa propellant untuk kembali ke Bumi.
NASA Temukan Bukti Kehidupan Luar Angkasa
Peneliti NASA menemukan fosil bakteri langka di dalam bongkahan meteorit.  Richard B Hoover peneliti NASA tersebut, mengklaim telah menemukan bukti adanya makhluk hidup di luar angkasa.
Hoover menuliskan penemuannya itu dalam Journal of Cosmogoly edisi Maret 2011, tentang hasil uji pada koleksi sembilan meteorit yang dinamakan CI1 Meteorit Carbonaceous. Ia berpendapat bahwa adanya bakteri tersebut berasal dari daerah asal meteor. Dalam tulisannya Hoover mengatakan di dalam meteorit CI1 Carbonaceous menunjukkan adanya mikrofosil bakteri ‘pribumi’ dari cyanobacteria. Dari hasil ujinya diimpulkan kemungkinan besar adanya kehidupan mahkluk hidup di luar bumi.
Kontroversi
Komandan pesawat ulang alik Discovery Amerika Serikat percaya bahwa kehidupan mungkin ada di suatu tempat di luar angkasa, tetapi ada suatu alasan yang sederhana mengapa alien (makhluk asing luar angkasa) tidak mengunjungi bumi, karena perjalanannya yang mungkin sangat menyulitkan. Mereka telah melihat beberapa bukti di sana yang memungkinkan adanya berapa kehidupan di Mars di masa lampau, jadi mungkin ada banyak kehidupan yang memenuhi alam semesta, angkasawan (astronout) Mark Kelly mengatakannya pada suatu konferensi pers di Tokyo, di mana ia bergabung dengan awak pesawat ulang alik Discovery yang lain.
Sekembalinya ke bumi, beberapa orang lebih tertarik akan adanya kemungkinan kehidupan alien dari pada laboratorium percobaan ilmiah. . Demikianlah komentar tambahan Kelly dalam suatu debat terbuka di Jepang terhadap keberadaan alien dan UFO. Politikus – politikus Jepang mendiskusikan kemungkinan keberadaan piring terbang pada akhir tahun lalu setelah kelompok oposisi membawa topik tersebut ke parlemen. . Kepala Sekretaris Kabinet Nobutaka Machimura mengatakan ia secara pribadi mempercayai UFO, tetapi Perdana Menteri Yasuo Fukuda lebih berhati-hati dan mengatakan keberadaan mereka belum dapat dipastikan

0 komentar:

Test Footer

Naruto - Animated Dancing Akatsuki Tobi